Pagi ini maaf sekali. . . bagi yang tidak suka membaca cerpen. .entah kenapa saya ingin ber-cerpen ria. . . karena mungkin penyebabnya. . sudah datang pagi-pagi ke kampus ternyata saya cumen menemukan 2 orang teman sekelas aku yang mengeluh. . .”kenapa cie teman2 pada kompakan ga dateng?????ga ngasih tau lagi. .ditambah dosennya juga ga dateng. . .udah pada mudik smua po???” dan setahu aku ga da pengumuman kalo kelas kosong.
Yaahhh daripada “nyengoh” saya mempunyai ide untuk menuangkan apa yang ada di kepala saya. Cerita ini terinspirasi dari sinetron religi yang saya tonton pagi ini, “Para Pencari Tuhan Jilid 2” entah episode ke berapa saya lupa.
Terinspirasi dari kisah Pak Djalal yang didatangi pengemis “kelas modern”. Begini ceritanya. . . .
========================================================================================
Mengisahkan seorang mahasiswa bernama Parjo yang hendak pulang ke rumahnya. Setiap hari dia harus melewati pinggiran kota Jakarta yang banyak perkampungan kumuh. Dalam perjalanan kali ini Parjo menemukan pemandangan yang berbeda. Dan pengalaman Parjo kali ini membuat dia berfikir, menurut Parjo Pengemis itu ternyata ada tingkatannya. Yang Pertama yaitu Pengemis “tradisional”, pengemis yang ini….menurut Parjo benar-benar digolongkan sebagai pengemis beneran. Mereka pada dasarnya tidak mampu untuk bekerja lagi atau tidak punya sanak saudara..sehingga hanya bisa menggantungkan nasibnya dengan mengemis. Golongan pengemis yang pertama inilah yang menurut Parjo berhak untuk ditolong.
Golongan Pengemis yang Kedua, yaitu Pengemis “modern”. dan pemandangan inilah yang Parjo lihat. Menurut Parjo, pengemis golongan ini setidaknya minimal dia mempunyai satu barang mewah, yaitu handphone. Ketika menemui pengemis yang satu ini,,Parjo mendekat dan bertanya. . .
Parjo : ” Pak, koq bisa punya handphone cie?????”
Si Pengemis : ” Kamu pikir saya cumen punya benda mewah seperti ini mas????? jangan salah di kampung saya punya rumah dan sawah” ( Jawaban yang mengejutkan Parjo ).
Parjo : ” Kalo sudah punya sawah dan rumah kenapa masih mengemis Pak?????”
Si Pengemis : ” Mengemis itu bikin cepet kaya mas….” ( Jawaban yang lebih mengejutkan Parjo, dan Parjo semakin penasaran )
Parjo : ” Koq bisa Pak??? emang gimana tekniknya????”
Si Pengemis : ( hanya diam dan sibuk menghitung recehan2 yang terkumpul hampir satu plastik ukuran setengah kilo gula,padahal hari itu masih setengah hari)
Dalam hati Parjo….”sombong kali neh pengemis…dalam hatinya pasti bilang..tekniknya rahasia donk…)
Saat itu juga Parjo flashback, teringat artikel yang pernah dia baca di Koran Nasional di internet…diceritakan pula ada seorang mantan preman yang juga mantan pengemis di kota Surabaya..yang menjadi kaya, bahkan memiliki Mobil mewah Honda CRV. Bahkan dipasang juga foto orang itu berdiri di depan CRV dengan baju lusuhnya..tetapi wajahnya ditutup oleh caping. Tidak banyak dikisahkan bagaimana cerita hidupnya sebagai preman yang juga membawahi ratusan pengemis yang tentunya diajarkan teknik “mengemis”. Kalau orang itu sampai mau menceritakan secara detail kisah hidupnya,pastilah rahasia perusahaan akan terbongkar.
Si Parjo jadi menyadari. . .dia yang sering juga berdemo menuntut pemerintah untuk memberantas kemiskinan,menunjukkan pada pemerintah bahwa masih banyak orang2 yang tertindas…membuat Parjo bertanya-tanya “Sebenarnya kaum miskin mana yang saya bela??”
========================================================================================
Ironis juga yah. . .Jadi membuat kita berfikir saat hendak memberi sedekah apakah kita harus bertanya dulu pada si pengemis apa dia punya handphone???atau sawah?????bahkan mobil mewah???
ga etis juga kan???mau bersedekah saja mesti berprasangka dulu. Tapi…hendaknya dalam bersedekah kita berniat saja untuk bersedekah..berapapun itu yang penting ikhlas..betul?????
kenapa fenomena pengemis modern bisa terjadi????. M.A.L.A.S. yaa budaya malas salah satu penyebabnya sudah merasuk pada bangsa kita. Setiap hari jumat,,di tempat aku bekerja dulu…berkali-kali didatangi segerombolan orang yang meminta-minta, yang secara fisik terlihat sehat bugar,ibu2 yang gendut-gendut,daster yang dipakai pun jauh dari kesan jelek. Kenapa mereka tidak menjadi pembantu rumah tangga saja???yang menurut aku masih sangat dibutuhkan di kampung sekitar kantor yang banyak ditempati orang2 keturunan Arab.
kalau dipikir-pikir,,,mereka tidak beda jauh dengan penipu. Yang tidak malu berpura-pura menjadi pengemis untuk menjadi kaya. Yaahhh manusia jugalah yang berperan menentukan nasibnya.
Tapi saya percaya….di luar sana..orang-orang yang terhitung kurang mampu..masih ada yang mempunyai integritas. Tidak mulu menggantungkan nasib dari meminta-minta,meskipun hidup tidak mudah.